Sudah lama juga blog Athaya tidak pernah di update sejak artikel terakhir diposting, saat itu tepat tanggal 25 Juni 2011. Dari jarak waktu tersebut ada banyak cerita tentang Athaya yang tidak sempat ter update karna kondisi dan keadaan Ayah maupun Bunda yang tidak memungkinkan untuk menulis.
Kali ini Ayah mencoba mengurai cerita-cerita tentang Athaya yang sempat tertinggal beberapa hari terakhir sejak Athaya kesulitan tidur malam waktu itu. Mengingat kejadian malam itu Ayah, Bunda dan nenek Athaya bener-bener bingung dengan keadaan Athaya yang sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya yang tidurnya nyenyak dan tidak gelisah.
Sepulang dari kerja, Ayah mencoba nyari solusi untuk mengatasi masalah yang dialami Athaya soalnya kasian juga dari sore hingga sore Athaya masih saja gelisah dan selalu dalam pangkuan Nenek habisnya kalau Athaya diletakkan di tempat tidur (dibaringkan) maka Athaya akan nangis seolah-olah Athaya sedang ketakutan saat ia diletakkan di tempat tidur apalagi ditinggal sendiri.
Sehabis sholat Azhar sebelum Magrib (25 Juni 2011 sore) Ayah memutuskan untuk membawa Athaya ke rumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate 7 dengan harapan Athaya akan tenang dan tidak rewel seperti yang terjadi semalaman di rumah Oma Mama An di Jl. Bajigau.
Sekitar 15 menit perjalanan kami tiba dirumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate, Athaya disambut oleh Oma dan dimasukkan ke sala satu kamar Oma agar Athaya segera istirahat. Sungguh diluar dugaan setelah Athaya diletakkan diatas kasur Athaya langsung tertidur lelap, ini bener-bener keajaiban setelah kurang lebih 24jam Athaya kesulitan untuk tidur.
Pada hari Selasa, 28 Juni 2011 kami melakukan syukuran hari ke 7 kelahiran Athaya Nenek dan tante Ama buatin Athaya leppek-leppek (teman-teman dah pernah denger khan) dan buras. Walaupun sederhana Syukur Alhamdulillah acaranya berjalan lancar, semoga tumbuh kembang Athaya kelak pun demikian adanya selalu lancar, sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin!
Setelah 2 hari nginap dirumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate pada hari Rabu tanggal 29 Juni 2011 kami ke Taeng (rumah kami). Sekitar sebulan lalu saat-saat menanti kelahiran Athaya kami meninggalkan Taeng dan nginap di rumah Oma Mama An di Bajigau. Sehari sebelum pindah ke Taeng, Ayah dah nginap duluan. Menurut keterangan dari Nenek dan juga keluarga yang lain ada baiknya sebelum Athaya masuk kerumah kami sebaiknya Ayah nginap duluan disana soalnya ini kali pertama Athaya memasuki rumah kami.
Sungguh bahagia dan nyaman juga ya nginap dirumah sendiri dibanding nginap dan berada dirumah keluarga. Suasana rumah kami masih ramai dengan kehadiran Om (bapak Edi dan putrinya), tante Ama dan ponakan-ponakan Ayah namun keramaian itu tidak berlangsung lama soalnya pada tanggal 30 Juni 2011 mereka sudah kembali ke palopo. Dirumah hanya ada Ayah, Bunda, Nenek (ibu Ayah) dan Rahmi (adik bungsu Ayah).
Oya, ada dikit kisah tentang Athaya yang hampir terlupakan. Normalnya menurut keterangan dari dokter dan keluarga tali pusar akan terputus dengan sendirinya saat umur bayi maksimal berumur 3-4 hari, tetapi tali pusar Athaya belum terlepas juga ya walaupun umur Athaya telah memasuki umur 10 hari dan terlepas pada hari ke 11. Lambatnya proses tersebut dikarenakan adanya kesalahan pada saat penggantian kain kasa pada tali pusar pada saat setelah mandi pagi. Selama ini telah terjadi kesalahan pada saat mengganti kain kasa pada tali pusar Athaya seharusnya kain kasa tersebut dibungkus dan dibalut namun selama ini kami hanya ngelap disekitar pusar (seperti yang dilakukan suster waktu itu di rumah sakit). Semoga ini bisa jadi pelajaran buat kita.
Sekian kisah dan cerita Athaya untuk hari ini, sebenarnya sih masih banyak yang perlu diceritakan tetapi waktu udah cukup larut dan sebentar lagi saatnya Ayah begadang bersama Athaya.
Kali ini Ayah mencoba mengurai cerita-cerita tentang Athaya yang sempat tertinggal beberapa hari terakhir sejak Athaya kesulitan tidur malam waktu itu. Mengingat kejadian malam itu Ayah, Bunda dan nenek Athaya bener-bener bingung dengan keadaan Athaya yang sangat berbeda dengan malam-malam sebelumnya yang tidurnya nyenyak dan tidak gelisah.
Sepulang dari kerja, Ayah mencoba nyari solusi untuk mengatasi masalah yang dialami Athaya soalnya kasian juga dari sore hingga sore Athaya masih saja gelisah dan selalu dalam pangkuan Nenek habisnya kalau Athaya diletakkan di tempat tidur (dibaringkan) maka Athaya akan nangis seolah-olah Athaya sedang ketakutan saat ia diletakkan di tempat tidur apalagi ditinggal sendiri.
Sehabis sholat Azhar sebelum Magrib (25 Juni 2011 sore) Ayah memutuskan untuk membawa Athaya ke rumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate 7 dengan harapan Athaya akan tenang dan tidak rewel seperti yang terjadi semalaman di rumah Oma Mama An di Jl. Bajigau.
Sekitar 15 menit perjalanan kami tiba dirumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate, Athaya disambut oleh Oma dan dimasukkan ke sala satu kamar Oma agar Athaya segera istirahat. Sungguh diluar dugaan setelah Athaya diletakkan diatas kasur Athaya langsung tertidur lelap, ini bener-bener keajaiban setelah kurang lebih 24jam Athaya kesulitan untuk tidur.
Pada hari Selasa, 28 Juni 2011 kami melakukan syukuran hari ke 7 kelahiran Athaya Nenek dan tante Ama buatin Athaya leppek-leppek (teman-teman dah pernah denger khan) dan buras. Walaupun sederhana Syukur Alhamdulillah acaranya berjalan lancar, semoga tumbuh kembang Athaya kelak pun demikian adanya selalu lancar, sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin!
Setelah 2 hari nginap dirumah Oma (Mama Atie) di Jl. Tamalate pada hari Rabu tanggal 29 Juni 2011 kami ke Taeng (rumah kami). Sekitar sebulan lalu saat-saat menanti kelahiran Athaya kami meninggalkan Taeng dan nginap di rumah Oma Mama An di Bajigau. Sehari sebelum pindah ke Taeng, Ayah dah nginap duluan. Menurut keterangan dari Nenek dan juga keluarga yang lain ada baiknya sebelum Athaya masuk kerumah kami sebaiknya Ayah nginap duluan disana soalnya ini kali pertama Athaya memasuki rumah kami.
Sungguh bahagia dan nyaman juga ya nginap dirumah sendiri dibanding nginap dan berada dirumah keluarga. Suasana rumah kami masih ramai dengan kehadiran Om (bapak Edi dan putrinya), tante Ama dan ponakan-ponakan Ayah namun keramaian itu tidak berlangsung lama soalnya pada tanggal 30 Juni 2011 mereka sudah kembali ke palopo. Dirumah hanya ada Ayah, Bunda, Nenek (ibu Ayah) dan Rahmi (adik bungsu Ayah).
Oya, ada dikit kisah tentang Athaya yang hampir terlupakan. Normalnya menurut keterangan dari dokter dan keluarga tali pusar akan terputus dengan sendirinya saat umur bayi maksimal berumur 3-4 hari, tetapi tali pusar Athaya belum terlepas juga ya walaupun umur Athaya telah memasuki umur 10 hari dan terlepas pada hari ke 11. Lambatnya proses tersebut dikarenakan adanya kesalahan pada saat penggantian kain kasa pada tali pusar pada saat setelah mandi pagi. Selama ini telah terjadi kesalahan pada saat mengganti kain kasa pada tali pusar Athaya seharusnya kain kasa tersebut dibungkus dan dibalut namun selama ini kami hanya ngelap disekitar pusar (seperti yang dilakukan suster waktu itu di rumah sakit). Semoga ini bisa jadi pelajaran buat kita.
Sekian kisah dan cerita Athaya untuk hari ini, sebenarnya sih masih banyak yang perlu diceritakan tetapi waktu udah cukup larut dan sebentar lagi saatnya Ayah begadang bersama Athaya.
Wassalam!
![](http://3.bp.blogspot.com/-jaEblNS-Y9U/Tdx5xbe-TAI/AAAAAAAAAAo/a709AwpW5NM/s1600/TTathaya.png)